Geopolitik dan Geostrategi





MATERI 1
KONSEP DASAR GEOPOLITIK
A. DEFINISI GEOGRAFI
·         Gray (1999), geografi sebagai tempat dimana lingkungan fisik, teknologi, taktik, logistic, organisasi, serta hubungan temporal dan spasial berlingkup menjadi satu. Yang dimaksud gray dalam hal ini, bahwasanya geografi merupakan tempat dimana decision maker bisa mengaplikasikan teknologi untuk taktik dan logistic dalam ruang terkait. Gray juga menambahkan bahwa makna geografi dalam studi geopolitik bersifat dinamis (berubah terus menerus), tidak seperti pemikiran lama yang menyatakan geografi sebagai hal yang given dan terbentuk oleh tenaga tektonis serta vulkanis.
·         Jacob Grugiel (2006), geografi merupakan kombinasi dari unsur tanah, laut, sungai, gunung, serta manusia. Dalam hal ini Grugiel berusaha memberikan suatu konsep bahwa geografi tidak hanya tersusun oleh aspek fisik saja, tapi juga terdapat interaksi manusia didalamnya. Berkaitan dengan hal ini, Grugiel menambahkan keterlibatan 3 variabel atasnya, yakni: 1) The layout of trade routes; 2) The location of resources; 3) The nature of state borders. Grugiel juga menambahkan aspek Foreign policy dimana hal ini berkaitan dengan pemetaan kapasitas nasional suatu entitas negara berkaitan dengan power projectionnya ( memberikan pilihan mau diarahkan kemana?)
B. DEFINISI GEOPOLITIK
·         Gearad O’ Tuathail (2003), geopolitik merupakan perpaduan antara geografi dan politik, dimana didalamnya terdapat hubungan antara physical earth dan politik (merujuk pada western imperial knowledge) yang mempengaruhi power projection suatu entitas negara. Geopolitik juga dinyatakan sebagai studi/kajian yang mempelajari hubungan aspek-aspek lokal, regional, dan global dalam satu kerangka sistematis.
·         Francis Sempa (2002), geopolitik dipandang sebagai hal yang memiliki hubungan erat dengan perspektif, dimana perspektif ini merujuk pada perspektif yang bersifat eropasentris, melalui pengkategorian bahwa konsep dasarnya berbicara mengenai hubungan antar negara dan kekaisaran dalam suatu particular geoghraphycal setting. Mengapa geopolitik pada abad 18 dan 19 sangat Eropasentris, karena peradaban Eropa dipandang sebagai peradaban yang paling maju dengan kekaisarannya yang besar. Suatu negara tidak bisa mengela atas wilayah yang ia miliki (memiliki dampak positif dan negative), dimana negara harus mengarahkan national capacitynya dalam lingkup geografinya tersebut. Misal: Swiss dengan kondisi yang landlock, positifnya, ia tidak akan mendapat serangan dari laut, dan kondisi negaranya yang berbukit memungkinkan upaya defensive yang lebih besar, namun disisi negative, pertahanan akan makin sulit, terutama dalam memaintenasi perbatasannya, mengingat negara ini dibatasi oleh beberapa negara di sekelilingnya, seperti Austria, Hungaria, Austria, Polandia, Perancis, dan Italia.
C. HUBUNGAN GEOPOLITIK DAN POLITIK INTERNASIONAL
·         Irisan hubungan antara geopolitik dan politik internasional terletak pada konsep STRUGGLE FOR SPACE (AND POWER), dimana power dipandang sebagai additional gain, focus utamanya adalah ekspansi wilayah (gaining more space).
·         Struggle for space dilakukan melalui maksimalisasi potensi power dan territory, dimana ekspansi dilakukan tidak hanya dalam memperluas wilayah tapi juga material
·         Justifikasi dari hal ini adalah dengan adanya age of exploration, dimana hal ini memberikan justufikasi atas ekspansi wilayah dengan tujuan gold, globry, dan gospel.
D. GEOPOLITICS TIMELINE AND DISCOURSE
1.        Imperialist Geopolitics (Abad 18 - 19)
2.       Cold War Geopolitics (1940 – 1990s)
MATERI 2
IMPERIALIST GEOPOLITICS 1 (GERMAN AND BRITISH GEOPOLITICAL SCHOOL)
A. GERMAN GEOPOLITICAL SCHOOL
A.1.  Social Darwinism Theory
·       Social Darwinism Theory digagas oleh Charles Darwin yang pada hakikatnya tidak masuk kedalam pemikir geopolitik, namun buah pikirannya ini diambil oleh para pemikir geopolitik, terutama berkaitan dengan Teori Evolusi, Jungle Law (hewan dan tumbuhan akan berkompetisi satu sama lain agar bisa tetap hidup), serta Natural Selection.
·       Social Darwinism Theory memasukan aspek-aspek negara kedalam teori-teorinya tersebut, khususnya berkaitan dengan Jungle law, dimaana ia menaggap bahwa manusia dalam suatu negara akan berkompetisi satu sama lain untuk bertahan hidup, dimana negara tidak boleh melakukan tindak intervensi, karena hal ini merupakan ujian yang harus dihadapi manusia tersebut, untuk selanjutnya pihak-pihak yang memiliki kapasitas power lebih tinggilah yang akan tetap ada dan pihak yang lebih lemah dipandang akan lenyap (natural selection law). Fact (negara harusnya menjaga control and balancing atas segala unit yang ada didalamnya, starting point setiap negara berbeda-beda dalam menciptakan social order).
A.2. Ratzel Organic State Theory
·       Mengembangkan asumsi STATE AS LIVING ORGANISM (sebenarnya diadpsi dari konsep darwinisme), dimana negara dipandang sebagai organism hidup yang membutuhkan makan untuk tetap bertahan hidup, dan yang jadi makanan bagi negara adalah wilayah, karena terdapat suatu asumsi bahwa semakin luas wilayah suatu negara, maka ia makin sehat.
·       Vitalitas suatu negara diukur dari luasnya, dimana satu-satunya cara untuk memenuhinya adalah melakukan ekspansi, dimana tindak espansi dapat dijustifikasi karena negara butuh makan
·       Karena satu negara dengan negara lain sama sama membutuhkan makan, maka dalam perolehannya terjadilah kompetisi satu sama lain, dimana perebutan wilayah antar negara bisa saja menjadi sangat kompleks.
·       State as L.OàCompeteàExpansionàMoveable Border
A.3. Rudolf Kjelen (1864-1922)
·       Kjelen pada hakikatnya mempopulerkan TERMINOLOGI BIOPOLITIK, dimana ia memiliki asumsi yang hampir mirip dengan Ratzel, yakni “STATE AS AN ORGANISM”(1916), dimana ia menambahkan VARIABEL HUMAN/PEOPLE kedalam state karena didalam state pada hakikatnya terdapat kompleksitas interaksi antar manusianya. Ia juga menambahkan variable lain seperti budaya, pemerintahan, ekonomi, dan tanah.
A.4. Karl Haushofer (1869-1946)
·       Haushofer merupakan seorang mentor Adolf Hitler, dimana ia memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan Jerman kala Nazi berkuasa.
·       Haushofer menggagas 5 principal Ideas berkaitan dengan Imperialist Geopolitik, yakni:
1.        Germany’s Lebensraum is in Central and East Europe:  Living space Jerman adalah kawasan di Eropa tengah dan Timur, dimana wilayah tersebut dinilai sangat ideal karena memiliki tanah yang subur dan topografi yang berbukit-bukit sehingga dianggap dapat memudahkan penguatan teritori Jerman, untuk hal ini, Jerman membangun rel kereta sebagai konektor antara Jerman dan Eropa Timur.
2.       State Autarky (National Self Sufficiency): Negara harus mempu memenuhi kebutuhannya sendiri (berdikari), karena jika bergantung terhadap negara lain, dapat memperlemah bargaining position-nya.
3.        Membagi Dunia Menjadi 3 Pan Region: Pan America, Pan Eurafrica, dan Pan Asia
4.       Conflict Between Land Power and Sea Power: Haushofer menyadari potensi defensi Jerman yang land base dan sadar akan keberadaan Mahan di Amerika Serikat (yang menyatakan bahwa penguasaan daratan tidak penting, yang penting adalah penguasaan lautan), sehingga terjadi perasaingan ide atasnya, diamna Haushofer memandang bahwa penguasaan daratan itu lebih penting daripada lautan. Sehingga berkaitan dengan hal ini, terdapat tindakan ekspansi wilayah ke Eropa tengah dan Timur
5.        State as An Organism and Moveable Frontiers: FRONTIER merupakan batas imaginer yang bersifat abstrak misal aspek sosiokulturalnya,eg: dalam kasus Quebec, bordernya Kanada tapi frontiernya Perancis, sementara BORDER merupakan batas negara yang materialis dan nyata. Misal. Batas Indonesia dan Malaysia, bordernya bamboo, tembok.
·       Persamaan dan Perbedaan Pandangan Haushofer dan Nazi
v  Persamaan Pandangan (Common Views):
1.        Sama-sama memiliki prinsip nasionalis sejati seperti Hitler, dimana ia menolak Treaty of Versailles, dimana ia memandang Jerman menjadi pihak yang benar-benar dirugikan atas perjanjian tersebut, karena Jerman harus membayar rampasan perang, tentaranya dilucuti, padahal kondisi negaranya sedang kacau, masyarakatnya kelaparan, dsb.
2.       Sama-sama memiliki inisiasi untuk melakukan tindak aneksasi terhadap Weimar Republik (bentukan sekutu), dimana negara ini dianggap sebagai penghinaan terhadap Jerman.
3.        Sama-sama memiliki paham ekspansionis, dimana berkaitan dengan kondisi Jerman yang overpopulated kala itu, maka Jerman harus mencari living space yang lebih.
v  Perbedaan Pandangan (Conflicting Views):
1.        Haushofer memiliki pandangan yang berbeda dengan hitler dan nazi terkait dengan determinasi kekuasaan, dimana Hitler lebih condong pada racial determinism (Ras aria as superior and jewish must be destroyed), sementara Haushofer lebih condong pada Spatial determinism, dimana yang paling penting untuk dikuasai adalah wilayah;
2.       Cooperation (Haushofer) vs War (Hitler) with Soviet Union
·       Saran Haushofer terhadap Hitler yang banyak dirusak oleh Hitler sendiri: Aliansi Jerman Rusia,& aliansi Jerman Jepang.
B. BRITISH GEOPOLITICAL SCHOOL
B.1. Halford Mac Kinder (1861-1947)
·         Halford Mac Kinder merupakan seorang teoritisi Inggris yang mempopulerkan konsep HEARTHLAND (daerah yang ideal bagi suatu negara untuk memperluas pengaruhnya-tujuan aneksasi). Fokus kajianya adalah pada pada focus global strategy and balance of power antar negara.
·         Buku yang dikarang oleh Mahan berjudul The Geoghraphical Pivot of History (1901)
·         Diktum Mahan terkait dengan Hearthland membagi dunia terdiri dari:
o    Dunia terdiri dari one world island, one world ocean, and the smallest island
o    Karena Eropa Timur dianggap heartland bagi U.K, maka timbulah konsep “WHO ROLES EAST EUROPE RULES THE HEARTHLAND, WHO RULES THE HEARTLAND RULES WORLD ISLAND, WHO RULES THE WORLD ISLAND RULE THE WHOLE WORLD”.
o    Mackinder juga membagi dunia kedalam tiga unit strategis, yakni: heartland, Innercrescent, dan outer.
C. POIN KUNCI BAHASAN IMPERIALIST GEOPOLITICS 1
·         Masa imperialist geopolitik 1 terjadi pada abad 18 hingga awal abad 19, dengan dua kunci pemikir, yakni German and British Geopolitical School.
·         Key Intellectuals: Ratzell, Kjellen, Haushofer, Mac Kinder
·         Asumsi state as living organism
·         The stuggle for space (and power), hearthland/lebensraum
·         It is within imperialist discourse that geopolitic emerges as concept and practice
·         Promoting and Justifyig state expansionism and securing empress
MATERI 3
IMPERIALIST GEOPOLITICS II (AMERICAN GEOPOLITICAL SCHOOL)
A. COMMAND OF THE SEA (MAHAN)
·         Merupakan prinsip-prinsip penguasaan wilayah lautan oleh suatu negara, dimana konsep ini dipopulerkan oleh Mahan, dia melihat potensi laut dengan menengok sejarah bahwa pada abad 15-18, penguasaan laut hanya didominasi oleh beberapa negara saja, seperti Inggris, Portugal, Spanyol, dan Perancis.
·         Prinsip-prinsip Mahan dalam Command of The Sea:
1.        The Use of The Sea: Prinsip-prinsip berkaitan dengan bagaimana suatu negara mengeksplorasi dan memaksimalkan lautnya guna memenuhi kebutuhannya;
2.       Command it: Prinsip prinsip yang berkaitan dengan penguasaan terhadap lautnya (penguasaan laut lepas/open sea/blue water);
3.        Prevent from the Enemy: Prinsip berkaitan dengan bagaimana negara memproteksi lautnya dari musuh, setelah menggunakan dan menguasai lautnya, kini giliran negara untuk memproteksi lautnya dari musuh.
·         Prinsip Command of The Sea yang digagas mahan pada dasarnya dilandasi oleh consciousness nya berkaitan dengan kritisasi mengapa heathland harus selalu land base, bagaimana dengan negara yang kepulauan, Mahan menyadari bahwa imperialis geopolitik 1 terlalu menganakemaskan Eropa, dan menganaktirikan negara kepulauan.
B. ALFRED THAYER MAHAN – SEA POWER
·         Mahan merupakan seorang jendral yang bertugas di West Point, Amerika Serikat, ia merupakan salah satu penstrudi strategi dengan bukunya “The influence of Power”. Dalam bukunya dia tidak hanya menyatakan bahwa sea power itu penting,tapi juga sebagai alat pemenuhan kebutuhan, awalnya memang dari rute mencari daerah koloni, tapi kenapa tidak untuk mencoba memaksimalkan apa yang laut bisa limpahkan.
·         Kajian Dasar Konsep Sea Power Mahan:
Ø  Konsep: The influence of Sea power: sea power as a concept means more than military power at sea (tidak hanya sebagai kekuatan militer di laut, tapi juga memaksimalkan potensi yang ada dilaut, sehingga fungsi laut disini terdiri dari fungsi proteksi dan eksplorasi).
Ø  Describes: Sea power describes a nation ability to protect its politic, economy, and military interest through control of the sea;
Ø  Principle Parts: Naval Power, Ocean Science, Ocean Industry, and Ocean Commerce.
·         Diktum Mahan (Diferensiasinya terhadap Diktum Haushofer):
1.        Maritime Commerce merupakan hal yang esensial bagi kesejahteraan ekonomi untuk mencapai great powerà negara tidak mungkin memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga untuk hal ini, bisa ditawarkan konsep MARRITIME COMMERCEàTRANSNATIONAL CONCORCIUMàPENGUASAAN RUTE PERDAGANGAN PENTINGàTHE EMERGENCE OF INTERNATIONAL TRADE. Runtutan konsepnya: FREE TRADEàTRANSNATIONAL CONCORCIUMàTRADE ROUTESàSEA AS SEPARATOR/CONNECTOR. Keuntunganya adalah dapat dilaksanakan kerjasama dagang dan proteksi terhadap wilayah.
2.       The Best Means to Protectting One’s own Trade While Interdicting The Enemys Was to Deploy a Fleet of Battleships (capable of Maintaining Naval Supremacy)
3.        A nation with naval supremacy could defeat a country that was military pre eminent.
·         Sebaran MahanàVocal Point Region, yakni wilayah dari Amerika Serikat (Hawai) yang membentang ke Amerika Latin dan Alaska, lanjut ke Asia Tenggara, Australia, Jepang, dan Filipina.
·         Kata Kunci Mahan:
1.        Mahan melakukan prediksi sea power pada abad 20 yang lebih pada transnational consortium daripada single nation state, diman aia menolak asumsi state autarky, karena tidak ada negara yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dimana salah satu jalan pemnuhanya adalah dengan inisiasi perdagangan internasional melalui transnational consortium, dimana negara saling melakukan kerjasama dalam memnuhi kebutuhannya. Single nation state dipandang dapat mengakibatkan kondisi isolasionis.
2.       Eco..Prescription: Free Trade (Reject Autarchy)
3.        Influence on Geographical Straegy: Strong appreciation of the power of contingency to affect outcomes
4.       Sea as a connector, laut sebagai konektor rute-rute perdagangan (sea not as separator)
·         6 Alasan Mengapa Suatu Negara Harus Mengembangkan Sea Powernya
1.        Posisi Geografis yang Menguntungkan, jika dulu strategi ini hanya dikembangkan oleh negara latar kepulauan, sekarang yang continental pun turut mengembangkan, padahal kan negara continental terkait pada hakikatnya memiliki land power;
2.       Servicable Coastlines, Abundant natural resource and a favorable climate, dimana konter pegunungan dipandang lebih sulit, sementara laut lebih hangat;
3.        Extent of Territory, cakupannya lautan dalam perairan (tidak terlalu luas), sea power cakupannya lebih luas dari continental, yakni diambil dari titik terluar (maintain lebih besar dari pada negara continental), perbndingan Indonesia dan Jerman;
4.       A population large enough to defend its territory;
5.        A society with An Aptitude for The Sea and Commercial Enterprise, memprediksi bahwa negara yang mengadopsi sea power, masyarakatnya lebih multikultur, karena lebih banyak berineraksi dengan masyarakat negara lain, dimana kondisi ini diharapkan dapat membuat masyarakat tersebut lebih terbuka, daripada menjadi single nation state;
6.       A Government with The Influence to Dominate the Sea: perang dilaut lebih untuk daripada perang di darat, dimana hal tersebut dapat meminimalisir kerugian. Jika di darat, yang rusak bisa infrastruktr, orang, artileri, dan lain sebagainya. Namun dalam memaintain dan proteksinya lebih mahal.
·         Alasan Mengapa Amerika Serikat Harus Memperkuat Lautnya Untuk Mempertahankan National Objectivesnya:
1.        Amerika Serikat memiliki dua wilayah yang berbatasan langsung dengan open Sea yakni di pantai barat dan timurnya;
2.       Dua diantara negara bagiannya ada di overseas (Hawai dan Alaska)
3.        Amerika Serikat memiliki 4 teritori yang berbatasan dengan overseas (Puertoruco,Virgin island,Guam, dan Northern Marianas).
4.       Dua dari aliansi AS berbatasan langsung tapi sia aliansinya yang berjumlah 42 ada di overseas
5.        NATO countries and Japan, their principle allies are highly dependent on US support and imports the bulk of which come to them by sea;
6.       99% of US overseas trade is transported by sea, imes of communication (world trade route)
7.        Ability to control the seas is essential in deterrence of a generan war and aggression, against area that vital to their interest.
C. NICHOLAS SPYKMAN – RIMLAND THEORY
·         Rimland sama dengan wilayah inner crescent pada pembagian wilaya Mac Kinder, yakni meliputi mediterania berupa negara-negara yang memiliki akses langsung ke laut. Spykman berpendapat bahwa daripada berdebat, lebih baik kuasai wilayah rimland, karena ketika mendapat rimland pasti dapat hearthland
·         Rimland merupakan intermediate region, yakni berada diantara hearthland dan marginal sea poweràbuffer zone antara land dan sea power
·         World’s Rimland: European coastland, Arabian, middle eastern desertland, Asiatic monsoon land
·         Who controls the rimland rules Eurasia,who rules Eurasia control the destinies of the world.
·         Rimland menjadi penting karena:1)lebihmudah mencapai heartland untuk menguasai teritori; 2) taktik rimland pentung untuk penguasaan trade
PLUS: Udara tidak dimasukan dalam geopolitik karena:1)Ada ruang hampa di udara; 2)batas udara dihitung dari titik di darat; 3)tidak ada yang mengembangkan air power
MATERI 4
COLD WAR GEOPOLITICS
A. PENGARUH MEACKINDER DALAM KONTEKS PERANG DINGIN
·    Reminder Premis Mc Kinder: 1) Membagi dunia menjadi Inner,Rim,dan outer; 2)Mengenal daratan yang sangat besar dan lautan yang sangat luas; 3) Mengenalkan konsep “Who rules the East Europe rules the Heartland-rules Eurasia-Rules the world; 4) Concern pada Balance of Power
·    Pada masa perang dingin, Rusia dipandang sebagai tekanan dominative dan ancaman di kawasan Heartland dan Eropa Timur. Berkaitan dengan hal ini, ketika Eropa Timur dipandang sebagai heartland, Amerika Serikat melihat heartland sudah diambil separuh oleh Rusia, yang tentunya menjadi ancaman untuk Amerika Serikat, sehingga AS mendekati China, karena kawasan Eurasia pada hakikatnya dimiliki oleh Rusia dan Cina. Pada masa perang dingin, negara-negara tetap melakukan ekspansi, dan ekspansi yang terjadi adalah kondisi Balance of Power satu sama lain.
·    Pada masa perang dunia 1, bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak bisa melakukan tindakan counterbalance satu single power yang mengontrol kawasan Eropa Timur dan Heartland. Amerika Serikat dalam hal ini melakukan suatu tindakan , dimana Eropa Barat yang tidak bisa melakukan balancing power di Eropa tentu membutuhkan bantuan Amerika Serikat (intrusive system). Amerika Serikat dalam hal ini berusaha mengimplementasikan premis Mc Kinder dalam Perang Dingin sebagai justifikasinya masuk ke Eropa.
·    Mackinder melihat kondisi the rise of a powerfull state occupying the heartland/pivot area and aspiring global hegemony, maksudnya adalah Negara harus mencari heartland dan pivot areanya sendiri, jika menilik imperialist geopolitik heartland dipandang sebagai lahan dengan tanah yang subur, pada masa perang dingin, heartland adalah negara-negara yagn bisa dimasuki pengaruhnya guna menciptakan global hegemony.
·    3 political regions: merupakan terjemahan Mac Kinder dalam geopolitik perang dingin, dimana tiga wilayah yang dimaksud aadalah Inner, Rimland, Outer, yang didalamnya terdapat Struggle for power between insular(heartland) and peninsular (Rimland) powers.
·    Coldwar Geopolitics pada hakikatnya memiliki konsenstrasi pada seluruh isu yang berkaitan dengan global strategy and BOP between states, dimana didalmnya terdapat konsep irisan. Irisan BOP dalam konsep Geopolitik adalah nature of competition, dimana ketika terdapat klaim atas living space expansion yang dilakukan oleh negara, negara menjustifikasi tindakannya tersebut melalui konsep state as living organism. Karakteristik irisan ini (nature of competition) dalam BOP menciptakan hegemon dan pheripheral power, sementara dalam geopolitik mengasilkan ekspansi (state expansion), dimana dalam geopolitik negara yang mampu melakukan ekspansi adalah negara yang dipandang mampu.
B. KEENAN’S DOCTRINE
·  George F Keenan merupakan seorang analis dan dubes Amerika Serikat di Moskow yang menerbitkan artikel bernama artikel X yang disuratkan melalui kawat diplomatic ke Amerika Serikat, dimana didalamnya terdapat penyampaian informasi mengenai kekuatan Unis Soviet yang dapat mengancam Amerika Serikat, sehingga ia menyarankan untuk dibuat Containment Policy (Intellectual founder of the post war American Foreing Policy).
·  Containment Policy merupakan kebijiakan pembendungan pengaruh Uni Soviet baik secara fisik, ideologis, dan aspek lainnya, berkaitan dengan sphere of influence-nya
·  Containment Policy pada hakikatnya ditujukan untuk beberapa alasan yakni:
1.      Untuk mencegah penyebaran komunisme dan untuk bertindak sebagai oposisi terhadap bangsa komunis melalui diplomatic, economic, and political means. Hal ini terkait dengan Unis Soviet yang agresif dalam melakukan ekspansionisme komunis di Eropa Timur, dimana hal ini dipadnang sebagai ancaman baru, karena dianggap meneruskan pola imperialis geopolitik abad 18.
2.     Sebagai tindak pernyataan bahwa Komunisme Uni Soviet merupakan ideology dari suatu maladjusted group of fanatics yang memperoleh power di tahun 1917 dan dimotori oleh ketidakamanan yang bersifat terus menerus untuk menghancurkan semua hal berkaitan dengan completing power both inside and outside the country (Russian History).
3.      Tujuan dari ekspansionis Uni Soviet dipandang sebagai predetermined Expansionist entity, dimana kebutuhan akan containment policy selanjutnya pada setiap unit point di seluruh dunia.
4.     Keenan mempertimbangkan Rusia yang pernah memiliki kekaisaran besar, yakni imperium Tsar dibawah kaisar Romanov, dimana hal ini dikhawatirkan akan bangkit kembali dalam bentuk baru. Containment Policy selanjutnya dilakukan tidak hanya dalam bentuk fisik, tapi juga ideology, karena ketiak Uni Soviet melakukan ekspansi, dia juga melakukan sphere of influence (ekspansi fisik dan ideology).
·    Dimensi Containment Policy: 1) All over the world; 2) In economical, political, and diplomatic context
·    Varian Containment Policy
1.     Keenan 1947-Selective Containment
2.     Truman 1949-Perimeter Containment
3.     Eisenhower 1953-New Look
4.     Kennedy 1960-Flexible Response
5.     Kissinger 1969-Detente
C. BURNHAM’S DOCTRINE
·    Dalam Doktrinya Burnham memandang Containment sebagai suatu defeatist policy untuk dua alasan:
1.      Sebagai ideology revolusioner, Komunisme Uni Soviet tidak bisa dibendung dibalik batas geografis tradisional, Amerika Serikat tidak akan mampu melakukan Containment Policy jika ekspansinya dilakukan pada aspek fisik saja, tapi juga harus ada aspek sphere of influence.
2.     Soviet Concuest, termasuk China pada hakikatnya sudah memberikan command of so much atas Eurasia, hal tersebut jika mereka sukses dalam mengkonsolidasi apa yang mereka telah kuasai, kemudian their complete world victory is retain.
D. KEENAN VS LIPPMANN
·    Keenan’s article as a “Strategic Monstrosity” (blank check from the American people to its military institution and regimes), maksud dari ungkapan ini adalah sesuai dengan logika cek kosong, bisa dicairkan dalam jumlah berapapun, maksudnya adalah sama seperti Rakyat Amerika yang memberikan legitimasi pada pemerintahàIni cek kosong, silahkan diisi kebijakan apapun, karena kami rakyat Amerika percaya bahwa ada musuh diluar sana (mandat dan otoritas penuh dari rakyat terhadap pemerintah, pemerintah disahkan untuk melakukan apapun). misal: containment policy dalam semua variannya di seluruh dunia, semua dilakukan atas dasar legitimasi rakyat Amerika dengan persuasi pemerintahnya terlebih dahulu. Bahayanya adalah pada mekanisme chek and balancingnya, padahal dikasih mandate penuh dari masyarakatnya. Misal dalam kasus Perang Vietnam yang blunder karena menghilangkan mekanisme chec and balances.
·    Lippman worst fears: Diplomacy become sidelined and containment militaries became the guiding principles of US foreign policy. Jika Containment Polici dibiarkan, hal ini dipandang akan merubah tatanan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dari opsi diplomasi yang dikesampingkan menjadi opsi militer.
E. WARISAN AMERIKA SERIKAT SELAMA PERANG DINGIN
1.        Containment Militarism: Soviet Threat, Dalam hal ini, politik domestic Amerika Serikat diorganisir oleh containment militarism yang dilegitimasi melalui exaggerated visions of soviet threat, patriotism didefinisikan sebagai sikap anti terhadap komunis.
2.       Pendirian dan Modernisasi aas Global System of Extended Detterence, yakni: Amerika Serikat membangun Proxy diluar wilayahnya dengan cara membangun beberapa basis pertahanan, seperti di Filipina, Jepang, dan Australia melalu mutual security treaty, dan NATO di Eropa Barat.
3.        Menyebarkan American Value, sebagai upayanya untuk mendirikan kebebasannya dalam lingkup dunia yang terdemarkasi kedalam beberapa kelas, seperti First World (negara maju dan demokratis); Second World (negara berkembang dengan sistem non demokratis); Third World (negara berkembang yang menjadi pertemuan antara First World and Second World States).
F. BREZHNEV’S DOCTRNE
·    Leonid Brezhnev merupakan seorang pemimpin politbureu Soviet (elit di partai penguasa).
·    Articulates the limits between which communist satellite states of Eastern Europe must operates effectively, spelling out the subordination of the geoghraphically diverse eastern European communist dictatorship to Soviet geopolitical order. (Brezhnev brusaha meng-counter Containment Policy dengan cara mengaktifkan satellite state (negara peri peri dibawah Uni Soviet), yang digunakannya sebagai buffer zone serta sebagai penangkap dan penangkal sinyal).
·    Chekoslavikan Diseases: Penyakit geopolitik yang dipicu oleh Alex Ander Kulec, presiden Ceko yang menggagas reformasi ekonomi politik di negaranya, Soviet khawatir akan menjadi suatu epidenmi, sehingga Soviet melakukan tindak intervensi atasnya dengan legitimasi untuk membebaskan masyarakat Ceko dari kemunkinan penentuan nasib sendiri-intervensi di negara-negara yang sudah kena ideologi AS.
·    Mendukung intervensi Red Amy di Czech: not interfering in the country’s internal affairs, but helping the Czech people to exercise their inalienable right to decide their destiny themselves (Alexander Dubbe-The Prague Spring-political and economic reform (membebaskan masyarakat Ceko untuk menentukan nasibnya sendiri, Pembendungan dilakukan dengan cara mengaktifkan satellite states dan masuk kedalam negara-negara yang sudah dipengaruhi AS, seperti Ceko).
G. KEENAN VS BRESHNEV
·    Keenan: Containment in all aspects
·    Brezhnev: Expanding the satellite state
MATERI 5
POST COLDWAR GEOPOLITICS
A. KAJIAN DASAR POST COLDWAR GEOPOLITICS
·         Masa ini ditandai oleh keruntuhan Uni Sovet berupa the bankruptcy of the west on institutions of geopolitical expertise, dengan kata lain mengkategorikan Amerika Serikat sebagai pemenang perang.
·         Masa pasca perang dingin sering dianggap sebagai GEOPOLITICAL VERTIGO (a state confussion where the old nostrum of the cold war were redundant and new ones had not yet been invented, issued and approved).
·         Pada masa ini, adanya geopolitical vertigo ditandai dengan kondisi dimana Amerika Serikat yang mengklaim kemenangannya atas perang dingin mengalami kesulitan dalam memetakan power projectionnya, dimana pada masa perang sebelumnya, dapat dipetakan unit yang menjadi ancaman dan musuh diluar sana yang harus dibendung, tapi pasca kemenangannya, tidak ada unit yang dapat dijadikan ancaman atau musuh (pada masa perang mendapat legitimasi dari rakyat  melalui tindak propaganda penyamaan konstruksi ancaman dan musuh). Tapi ketika  tidak ada musuh, apa yagn harus dilakukan?, dan hal yang paling sulit adalah untuk mendapatkan legitimasi dari rakyat, pemetaan power projectionnya mau dibawa kemana?
·         Pada masa ini, Bush Sr Administration memformulasikan ancaman baru, yakni: uncertainty, unpredictability, instability, and chaos.
·         New World Order: Amerika Serikat sebagai pemenang-not spatioal geoghraphy and politics
·         Dua terminology dalam geopolitik pasca perang dingin menurut scholar Amerika Serikat, yakni: Diciptakan untuk membuat common enemy bersama bagi Amerika Serikat, karena dapat memudahkan mereka dalam pemetaan power projectionnya, sehingga mudah pula untuk mendapatkan legitimasi, dan dua terminology yang muncul yakni: geoeconomy and environmental geopolitics.
B. KONTEKS NEW WORLD ORDER DALAM POST COLD WAR
New World Order pada hakikatnya disusun oleh dua terminolig, yakni Geoeconomy dan Environement of geopolitics
B.1. Kajian Geoeconomy
B.1.1. Edwark Luttwak’s Claim
·       Luttwak memperkenalkan terminology geoekonomi sebagai kajian baru geopolitik dengan tag line the sphere of capital, dimana pencarian wilayah strategis bukan pada wilayah dengan tanah subur, tapi lebih pada resources aygn ada di dalamnya, dimana nantinya dapat dijadikan sebagai lahan ekspansi komersial, sehingga muncul economic colonialization.
·       Economic colonialization pada hakikatnya menggantikan metode militer dalam perpolitikan dunia melalui metode usaha komersial.
·       Luttwak juga menjalaskan bagaimana ekonomi, budaya, dan globalisasi politik mentransformasi traditional anchoring principles of world politics sebagai state sovereignty and territorial integrity
B.1.2. Alasan Geoeconomy
1.        Sebagai konsekuensi dari globalisasi ekonomi Amerika Serikat dan military build up secara masif pada masa administrative Reagan di tahun 1980an.
2.       Pasca perang dingin, Amerika Serikat melalui dua konsekuensi diatas mengalami budget and trade deficits pada awal tahun 1990an.
3.        Defisit perdagangan terbesar Amerika Serikat adalah dengan Jepang, dimana berkaitan dengan geoekonomi, negara dengan tingkat trade surplus yang tinggi/geoeconomic superpower menjadi new threat bagi Amerika Serikat.
·     Logika Common Enemy menjadi penting karena efektif dalam menyatukan masyarakat dan dalam pengalihan isu melalui peningkatan kohesivitas internal atas suatu aspek fenomena. Contoh AS pas Coldwar, jika tidak ada common enemy, susah untuk melakukan mobilisasi, apalagi legitimasi.
B.2. Environmetnal Geopolitics
B.2.1. Konsep Dasar Environmental Geopolitics
·         Environmental Geopolitics merupakan kajian geopolitik yagn menjadikan aspek lingkungan sebagai salah satu aspek barunnya, dimana hal ini merujuk pada transformasi kajian dari tindakan militer menjadi isu-isu lingkungan. Contoh: Minimata dan Chernobyl.
·         Dalam Envie Geopolitik, global environment merupakan objek analisi dari perumusan kebijakan, dimana konsep yang muncul selanjutnya adalah hubungan interelasi antara GeopoliticsàGeoeconomyàEnvironemental Geopolitics.
·         Konsep yang muncul dari envie geopolitik selanjutnya adalah GREEN IMPERIALISM AS NEW FORM OF COLONIALIZATION. Sebagai contoh, negara maju yang memberikan hutang pada Indonesia yang tidak perlu dibayar, melainkan harus digunakan sebagai konservasi hutan.
·         Third World dikategorikan sebagai arena kompetisi antara first and second world, seperti intervensi militer di negara-negara OPEC pada 1970an.
B.2.2. Istilah-Istilah dalam Environmental Geopolitis
·         Development: Industrialization, berbanding lurus dengan Economic Growth
·         Environment:
·         Limits to Growth: Terdapat suatu titik dimana industrialisasi harus dihentikan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan
·         Sustainable Development: Pembangunan berkelanjutan, dimana pembangunan tidak hanya diorientasikan untuk generasi saat ini, tapi pula diproyeksikan untuk generasi kedepannya.
·         Environmental Justice: Para pelaku industry diharapkan membayar kompensasi terhadap lingkungan atas tindakan pencemaran yang dilakukannya.
B.3. The Brundtland Report
·         The Brundtland Report pada akikatnya merupakan penengah antara perdebaan developmentalist dengan environmentalist (tapi tidak menawarkan sesuatu yang baru).
·         Memberikan kompromi antara mereka yang menginginkan penekanan lingkungan dan mereka yang menginginkan prioritas pembangunan, Development bisa terjaga sekalipun dengan beberapa modifikasi tot ake into account envie difficultieas and limitations.
B.4. Pengaruh Kemunculan Geoeconomy dan Environmental Geopolitics
·         Kemunculan geoekonomi dan envie geopolitics menebabkan instrument tradisional negara terabaikan.
C. FUKUYAMA’S CLAIM
·         The end of Cold war = The End of history, maksudnya ketika Amerika Serikat menang, maka yang menang adalah ideologi liberal demokrasi. Pemikiran Fukuyama pada dasarnya didasarkan pada pemikiran Hegel (1806), berkaitan dengan the battle of Henan yang menghasilkan kemenangan Napoleon atas Rusia dan melahirkan Napoleon State, yang ia anggap ideal untuk diimplementasikan pada konteks kemenangan Amerika Serikat atas Uni Soviet pasca perang dingin
·         Fukuyama memimpikan lahirnya kekaisaran baru (naturally back to imperialist geopolitics 1), dimana terdapat satu negara yang berkuasa, ia tidak menyebutnya sebagai negara kaisar, tapi sebagai UNIVERSAL HOMOGENOUS STATE dalam perpolitikan dunia.
·         Fukuyama juga melakukan Re-Mapping terhadap perpolitikan dunia menjadi: The west ant the Rest; The post Historical and the historical (menganggap bahwa negara yang memiliki ideology sama dengan Amerika Serikat sudah masuk masa post historical, sementara yang kalah dianggap masih berkubang dalam masa historical); Diversifikasi First World(negara maju dan demokrasi), Second World (negara komunis), dan Third World (tidak menganut demokrasi dan komunis), dimana ia juga menolak ide Third world as an irrelevant states” dia menyatakan bahwa Third world merupakan arena kompetisi antara first world dan second world untuk adu kekuatan.
D. PERBEDAAN ANTARA IMPERIALIST, COLD WAR, DAN POST COLD WAR GEOPOLITICS
Bentuk: Physically dan non physically; Issues: New Threat
Context: Ideology; Heartland: Imperialist-tanah subur; Cold War: Rimland dan daerah dekat bufferzone; Post Cold War: Third World and Rich resources states.


Materi ini diperoleh dari presentasi dan penjelasan mata kuliah Geopolitik dan Geostrategi dengan dosen pengampu Ibu Nikomang Desy Arya Pinatih dan diambil dari Bang Adil Saadilah.blogspot

Comments

Popular Posts