Geopolitik dan Geostrategi Ottoman Empire : The Rise and Fall Ottoman Empire

            Geografi, Geopolitik, dan Geostrategi merupakan tiga variabel yang sangat berpengaruh bagi negara sebagai decfision making process dalam hal foreign policy dan power projection bagi negara sebagai aktor dalam Hubungan Internasional. Dapat diketahui bahwa geografi merupakan cakupan lingkungan alam keseluruhan isi yang ada di bumi. Sedangkan geopolitik merupakan kemampuan human factor dalam memproyeksikan power projectionnya terhadap geografi yang dimiliki dan berada dekat disekitarnya.[1] Geostrategi di kelangsungan negara di level foreign policy dimana negara berkonsentrasi terhadap projek military power dan aktifitas diplomasi secara langsung.[2]

Ottoman Empire merupakan salah satu kerajaan yang “seksi” untuk dianalisis dalam geopolitik dan geostrategi. Sejarah kebangkitan Kerajaan Ottoman ini sangat berpengaruh di kawasan Eropa terutama dalam membawa ilmu pengetahuan dan budaya Islam pada abad ke 13. Pengaruh geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire tidak hanya didasarkan pada motif agama dalam mengekspansi kawasan Eropa yang dihuni oleh umat Kristiani dengan didasarkan pada “faktor ghazi”. Ghaziz adalah prajurit-prajurit Muslim dalam berekspansi wilayah juga membawa nilai-nilai agama dan kebudayaan Islam, dan seorang ghaza yaitu seorang tentara suci Muslim.[3]

Faktor “power vacum” dan kelemahan Bryzantine Empire berpengaruh terhadap Ottoman Empire dengan leluasa menduduki wilayah bekas jajahan Bryzantine Empire.[4] Kedudukan atas Constantinople oleh Ottoman Empire dapat dengan mudah melanggengkan ekspansi perluasan wilayahnya. Constantinople tidak hanya sebagai salah satu simbol politik kekuasaan atas kedudukan Ottoman Empire, tetapi juga merupakan bandar pelabuhan yang sangat strategis serta jalur arteri yang sangat vital terhadap perdagangan yang menghubungkan Mediterania Timur di Italia, Eropa Barat dan Timur Tengah.[5]

Geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire cenderung mengutamakan pada ekspansi wilayah daratan daripada lautan dengan tujuan utama di kawasan Eropa. Penguasaan ekspansi wilayah Mediterania yang dilakukan oleh Ottoman Empire pada tahun 1502 atas penandatangan sebuah perdamaian oleh Venice dengan sultan.[6]

Pada Abad ke 15, ketika Portugis berhasil menemukan jalur baru menuju Asia dengan melewati Timur Tengah, perubahan geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire mulai ditujukan pada Timur Tengah. Ekspansi geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire mulai tertuju di bagian selatan seperti Mesir, Laut Merah dan Persia yang merupakan konektor terhadao Eropa dengan Asia.[7]

Ekspansi yang dilakukan oleh Ottoman Empire menuju Timur Tengah berhasil digagalkan oleh situasi geopolitik baru yang dibuat oleh Portugis untuk membendung Ottoman Empire dalam berekspansi menuju Asia.kehancuran Ottoman Empire dimulai ketika perubahan arah geostrategi Ottoman Empire dari Timur Tengh kembali lagi menuju Eropa.[8] Perubahan orientasi geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire tersebut telah diprediksi oleh Austria, Polandia, Venice, dan Rusia bergabung dan membentuk sebuah aliansi dalam menggempur Ottoman Empire dengan dinamakan The Holy Alliance di tahun 1684. Penyerangan tersebut mulai dilakukan oleh Vebis terhadap Ottoman di Adriatic diatas pantai Dalmatian, Austria menyerang di Danau Danube di Hungaria, Polandia berada di Ukraina dan Rusia berada di Crimea dalam menyerang dan menghancurkan kapabilitas militer Ottoman di tahun 1680 dan 1690.[9]

Pada akhir abad ke 17, Ottoman mulai kehilangan wilayah yang diduduki seperti Hungaria, Transylvania, Slovenia dan Austria. Di Tahun 1699, Sultan Ottoman menandatangani The Treaty of Karlowitz yang merupakan salah satu traktat terenting yang pernah ditandatangani diantara Ottoman Empire dan negara-negara Kristian Eropa. Ottoman melepaskan sepenuhnya wilayah yang didudukinya meliputi bagian Hungaria, Transylvania, dan Slovenia merupakan keruntuhan atas Ottoman Empire.[10]

Walaupun Kebangkitan dan Keruntuhan Ottoman Empire memiliki masa yang singkat terutama dalam hal arah geostrategi yang dilakukan oleh Ottoman Empire terhadap kawasan Eropa, berdampak besar terhadap perubahan sosial budaya dan ekonomi di Eropa. Sejarah Eropa sebelum “tersentuh” oleh Ottoman Empire lebih dikenal dengan masa Medieval World. 

Medieval World berpengaruh besar terhadap sosio kultural Eropa adalah para kristen ortodoks dan kaum aristokrat terutama dalam hal division of labour terdapat kaum bourjuis dan kaum proletar pada masa itu yang hanya lebih mementingkan peningkatan agregat terhadap produksi pertanian dengan pengeksploitasian kaum proletar oleh kaum bourjuis. Hingga ketika  Ottoman Empire telah menduduki wilayah Mediterania, berpengaruh besar terhadap ekspansi wilayah yang dilakukan di Eropa. [11]

Dampak yang dapat dirasakan yaitu secara tidak langsung merubah sistem sosial feodal di Eropa dan menginternasionalisasikan kaum merchant dalam hal international trade serta mengatur perubahan kondisi atas penumpukan kapital yang selalu dilakukan oleh segelintir orang untuk kepentingan individu di Eropa.[12]

Nama               : REZA AULIA RAKHMAN

Kelas               : C HI 5

NIM                : 125120407111024

Mata kuliah     : Geopolitik dan Geostrategi (Review Panelis)

DAFTAR PUSTAKA

Black, Cyril E. 2000. Rebirth A Political History of Europe Snce World War II. United States of America : Westview Press

Grygiel, Jakub J. 2006. Great Powers and Geopolitical Change. Maryland : The Johns Hopkins University Press

Nisanciogly, Kerem. 2012. Before The Deluge : The Ottoman Origins of Capitalism. Paper for Millenium Conference 2012

---

[1] Jakub J. Grygiel, Great Powers and Geopolitical Change (Maryland : The Johns Hopkins University Press, 2006), hlm. 22.

[2] Ibid., hlm. 22.

[3]Op.cit, hlm. 92.

[4] Op.cit, hlm. 93.

[5] Op.cit,hlm. 107-108.

[6] Op.cit., hlm. 109.

[7] Op.cit., hlm. 113-114.

[8] Op.cit., hlm. 119.

[9] Op.cit., hlm. 119-120.

[10] Ibid. hlm. 120.

[11] Cyril E. Black, Rebirth A Political History of Europe Snce World War II (United States of America : Westview Press, 2000), hlm. 6.

[12] Kerem Nisanciogly, Before The Deluge : The Ottoman Origins of Capitalism. Paper for Millenium Conference 2012, hlm. 22.